Sebelum berkunjung ke Gunung Sewu Unesco Global Geopark, tak ada salahnya mencari informasi seputar gunung di tiga daerah tersebut. Kamu bisa mengunjungi dua lokasi: Tourist Information Center (TIC) yang di dalamnya ada pusat informasi Geologi kawasan Geopark Gunungsewu, di Patuk, dan Etalase Taman Batu di Mulo, Wonosari, Gunungkidul. Gunung Sewu Unsesco Global Geopark sendiri berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta; Wonogiri, Jawa Tengah; dan Pacitan, Jawa Timur,
Perlu diketahui, Gunung Sewu memiliki luas hingga mencapai 1.802 km persegi yang terbagi menjadi tiga geoarea, yaitu Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan.
GEOPARK GUNUNG SEWU (film by Cahyo Alkantana) By BADAN GEOLOGI INDONESIA
Terdapat 20 jenis bebatuan alam yang terkoleksi. Jumlah ini masih belum secara keseluruhan mencakup batuan yang ada di Gunung Sewu. Terdapat beberapa temuan seperti misalnya fosil biota laut, fosil kayu hingga batuan-batuan lainnya. Ada yang asli temuan Gunungkidul dan beberapa kawasan lainnya Dari Gunungkidul mayoritas temuan fosil yang dilindungi yakni fosil biota laut. Daerah ini dulu merupakan sebuah gunung yang berada di bawah permukaan laut sekitar 40 meter. "Di Kali Ngalang itu dilindungi, ada fosil-fosil biota laut yang ada di kawasan itu. Pengumpulan fosil yang dilakukan oleh Pemkab Gunungkidul, mulai dari hunting bersama tim, tukar dengan wilayah lain maupun diberikan secara sukarela oleh masyarakat yang memiliki koleksi. Jumlahnya pun terus ditambah seiring berkembangnya daerah.
Gambar Kawasan Gunung Sewu membentang dari Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan.
Gambar Etalase Batu di Mulo, Wonosari, Gunungkidul
Gambar TIC Patuk, Gunungkidul, yang Berisi Tentang Pusat Informasi Geologi Gunung Sewu
Gambar Air Terjun Sri Gethuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Sejak berstatus geopark dunia, pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung geosite Gunung Sewu digencarkan pemerintah, khususnya Kabupaten Gunungkidul. Akses jalan menuju geosite dan sarana yang mendukung wisata dibangun, seperti di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Gua Pindul, dan Air Terjun Sri Getuk, dengan dipertahankannya status Gunung Sewu sebagai geopark dunia oleh UNESCO, semakin memantabkan langkah pemerintah daerah melakukan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut. Khususnya dalam ranahnya sebagai satu destinasi wisata unggulan. Sebab di kawasan Gunung Sewu inilah membentang sejumlah potensi alam, yang dampaknya luar biasa ketika digarap sebagai sektor wisata unggulan. Sebut saja sejumlah geosite terkenal seperti Gunung Purba Nglanggeran, Gua Pindul dan Air Terjun Sri Getuk.
Embung Nglanggeran yang masuk dalam kawasan ekowisata Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, 10 Februari 2017. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan yang berfungsi untuk menampung air hujan dimanfaatkan untuk mengairi perkebunan petani pada saat musim kemarau.
Gambar Desa Wisata Nglanggeran memiliki kontur bertebing dan berbukit, bekas gunung api purba.
Gua Pindul merupakan satu dari rangkaian tujuh gua yang dialiri sungai bawah tanah di daerah Bejiharjo. Gua ini memiliki panjang sekitar 300 m, lebar 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5 m. Di salah satu bagian Gua Pindul terdapat tempat yang cukup lebar sehingga terlihat seperti kolam luas. Di bagian ini juga terdapat celah yang cukup lebar tempat sinar matahari masuk. Anda yang ingin memasuki gua secara vertikal bisa masuk ke Gua Pindul melewati celah ini. Tak jauh dari Gua Pindul terdapat Gua Gelatik (gua kering), monumen peninggalan Jendral Sudirman, serta situs purbakala Sokoliman.
Konon, penamaan Gua Pindul berasal dari kisah pengembaraan Joko Singlulung menelusuri hutan lebat, sungai, hingga gua untuk mencari bapaknya. Saat sedang menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua. Oleh karena itu, gua tempat Joko terbentur tersebut dinamai Gua Pindul.
Lokasi Gua Pindul berada di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, sekitar 7 km ke arah Utara Kota Wonosari. Seperti kawasan Gunungkidul pada umumnya, sepanjang jalan yang dilalui banyak pohon jati dan batu kapur.
Gambar Gua Pindul Panjang 350 Meter
Kepala Dinas Pariwista Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan, sebelum dioperasikan kembali, sejumlah obyek wisata di Gunungkidul menjalani simulasi wisata new normal pada 16-17 Juni 2020. Dimulai dari Gunung Api Purba Nglanggeran dan dilanjutkan Pantai Baron serta Pantai Kukup.
Apa saja yang menarik dari Pantai Kukup?
Pantai Kukup ini sangat unik dan memiliki pemandangan indah yang tidak kalah dengan pantai-pantai di Gunung Kidul lainnya. Pantai satu ini memiliki wilayah pantai yang cukup luas, dengan pasir putih yang membentang dari timur hingga barat dan dikelilingi oleh bukit-bukit di sekitarnya.
Di bagian bibir pantai terdapat lantai karang yang menjorok hingga ke selatan. Saat air laut sedang dalam kondisi surut, kita bisa melihat terumbu karang dan aneka biota laut seperti ikan-ikan kecil, rumput laut, dan lain-lain.
Selain bisa melihat terumbu karang dan aneka biota laut, kita juga bisa bermain air atau mandi di pinggir patai kukup ini. Air laut di pinggir laut ini cukup tenang, karena ombak yang datang sudah terpecah oleh lantai karang, sehingga tidak akan sampai ke pinggir pantai. Namun pastikan anda untuk berhati-hati, karena permukaan lantai karang yang tidak rata dan adanya terumbu karang yang tajam bisa membuat kita terluka.
Di pulau karang tersebut ada sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gardu pandang yang disediakan untuk para pengunjung menikmati pemandangan di Pantai Kukup. Dari sana kita bisa melihat pemandangan Pantai Kukup secara lebih luas.
Gardu pandang di pulau karang tersebut juga bisa menjadi spot yang bagus untuk menikmati sunset. karena letaknya yang sedikit ke selatan sehingga saat mata hari tenggelam tidak terhalang oleh bukit di sebelah timur. Indahnya sunset yang dihiasi dengan bukit-bukit serta mercusuar Pantai Baron yang bersembunyi di balik bukit tentu membuat pemandangan sunset telihat sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar